Alkisah
sekelompok seniman dari Zhongguo dan sekelompok seniman dari Romawi bertemu di
hadapan seorang raja. Raja sudah lama mendengar keahlian seniman dari romawi
dalam membuat berbagai macam ornamen dan lukisan. Begitu pula halnya dengan
kearifan orang dari Zhongguo tadi. Segera raja memerintahkan untuk menyediakan
sebuah ruangan bagi mereka semua, agar orang dari Romawi membuat lukisan di
satu sisi dinding ruangan itu. Begitu pula kelompok orang dari Zhongguo harus
menunjukkan keunggulan mereka di sisi dinding lain yang saling berhadapan. Di
tengah ruangan antara kedua dinding itu, dipasanglah tabir agar masing masing
kelompok tidak akan dapat melihat apa yang dikerjakan kelompok lawan mereka.
Tiba waktu bagi kelompok dari Romawi memasuki ruangan mereka dengan membawa
cukup banyak bahan cat beraneka warna. Sementara kelompok dari Zhongguo juga
memasuki ruangan di sisi lain. Anehnya, seniman dari Zhongguo itu tak kelihatan
membawa cat sama sekali. Ketika kelompok seniman Romawi sibuk membuat lukisan
di dinding dengan perlengkapan cat, ternyata seniman Zhongguo langsung
menggosok dinding di ruang mereka. Ya, ternyata mereka terus menggosok dan
menggosok, sehingga akhirnya dinding itu mengkilat berkilauan
laksana sebuah cermin raksasa!
Beberapa
waktu kemudian kelompok seniman Romawi menyelesaikan seluruh lukisan mereka.
Nah, akhirnya seniman Zhongguo juga menyatakan telah selesai, meski tak satu
pun di antara mereka membawa cat dan perlengkapan lukis lazimnya.Mendengar hal
itu raja merasa heran, “Bagaimana mungkin kalian menyelesaikan lukisan kalian
tanpa
menggunakan
cat sama sekali?”
“Tidak
mengapa, baginda yang mulia. Sudi kiranya baginda menitahkan agar tabir ruangan
dibuka!” jawab kelompok seniman Zhongguo dengan penuh santun. Maka diangkatlah
tabir yang memisahkan ruangan di antara kedua kelompok tadi.
Apa
yang terjadi selanjutnya? Wow! Seketika tabir terbuka, seluruh keindahan
lukisan para seniman Romawi terpantul pula di dinding kelompok seniman
Zhongguo. Ternyata pantulan ‘lukisan’ di dinding para seniman Zhongguo yang
jernih laksana cermin raksasa, nampak lebih indah dan cemerlang. Bahkan wajah
baginda, permaisuri dan para bangsawan kerajaan yang sedang berada tepat di
depan dinding itu pun, ikut terlihat di tengah ‘pantulan’ lukisan itu. Semuanya
sadar, bahwa kepandaian yang dilengkapi dengan kebersihan nurani akan
membuahkan nikmat yang sebesar-besarnya.
Kesimpulan:
Hati
nurani manusia bila dijaga dalam keadaan jernih, bersih, dan lurus, niscaya
kebenaran, dan kemuliaannya akan terpancar ke luar. Begitupun dengan akal-budi
kita, bila senantiasa di asah, dicurahkan dengan sungguh sungguh, niscaya
kecerdasan dan keindahannya akan menghasilkan sesuatu yang mengagumkan.
*Kisah
diambil dari buku Cahaya Kebajikan Anak Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar