Berikut adalah kisah seorang raja yang sangat gemar berburu. Setiap
kali berburu, ia selalu mengajak pembantu setianya. Hal yang istimewa
dari pembantunya adalah, ia selalu berkata, "Untuk s
egala sesuatu selalu ada baiknya. Apapun yang dialami dan diterima dalam hidup selalu ada baiknya!"
Oleh karena itu, jika raja ingin berburu harimau dan hanya mendapatkan seekor kambing gunung, sang pembantu selalu mengingatkan, "Apapun yang didapat, selalu ada baiknya." Jika raja mendapatkan binatang buruan yang lebih kecil, ia pun mengatakan, "Inipun pasti ada baiknya."
Sekali peristiwa, secara tidak sengaja jempol kaki kiri raja tertembak oleh senapannya sendiri. Sang pembantunya mengatakan, "Hal inipun pasti ada baiknya!" Hal itu membuat raja marah dan tidak lagi mengajak pembantunya setiap kali berburu.
Suatu waktu sang raja melakukan perburuan sendirian. Ia ditangkap oleh suku pedalaman yang gemar makan daging manusia. Raja akan direbus dalam belanga besar. Sang kepala suku memeriksa raja dan mendapati bahwa raja tidak memiliki jempol kaki kiri. Sang raja tidak jadi dikorbankan karena cacat. Akhirnya raja dibebaskan.
Dari peristiwa itu sang Raja memahami bahwa perkataan pembantunya benar, "Untuk segala sesuatu ada baiknya." Sang raja bergegas pulang dan menjumpai pembantunya. Ia menceritakan semuanya dengan bersemangat. Pada akhir ceritanya ia berkata, "Sayang sekali kau tidak ada di sana bersama saya waktu itu sehingga tidak dapat merasakan ketegangannya!"
Mendengar hal itu, sang pembantu menjawab, "Saya tidak ada disana saat itupun ada baiknya. Jika saya ada di sana, bisa jadi baginda raja akan dibebaskan dan sayalah yang akan dimasak."
Berpikir positif untuk setiap hal dalam hidup adalah pilihan yang membuat semua hal yang kita kerjakan tampak indah dan bermakna. Berpikir positif untuk segala sesuatu adalah ciri-ciri jiwa yang sehat.
Oleh karena itu, jika raja ingin berburu harimau dan hanya mendapatkan seekor kambing gunung, sang pembantu selalu mengingatkan, "Apapun yang didapat, selalu ada baiknya." Jika raja mendapatkan binatang buruan yang lebih kecil, ia pun mengatakan, "Inipun pasti ada baiknya."
Sekali peristiwa, secara tidak sengaja jempol kaki kiri raja tertembak oleh senapannya sendiri. Sang pembantunya mengatakan, "Hal inipun pasti ada baiknya!" Hal itu membuat raja marah dan tidak lagi mengajak pembantunya setiap kali berburu.
Suatu waktu sang raja melakukan perburuan sendirian. Ia ditangkap oleh suku pedalaman yang gemar makan daging manusia. Raja akan direbus dalam belanga besar. Sang kepala suku memeriksa raja dan mendapati bahwa raja tidak memiliki jempol kaki kiri. Sang raja tidak jadi dikorbankan karena cacat. Akhirnya raja dibebaskan.
Dari peristiwa itu sang Raja memahami bahwa perkataan pembantunya benar, "Untuk segala sesuatu ada baiknya." Sang raja bergegas pulang dan menjumpai pembantunya. Ia menceritakan semuanya dengan bersemangat. Pada akhir ceritanya ia berkata, "Sayang sekali kau tidak ada di sana bersama saya waktu itu sehingga tidak dapat merasakan ketegangannya!"
Mendengar hal itu, sang pembantu menjawab, "Saya tidak ada disana saat itupun ada baiknya. Jika saya ada di sana, bisa jadi baginda raja akan dibebaskan dan sayalah yang akan dimasak."
Berpikir positif untuk setiap hal dalam hidup adalah pilihan yang membuat semua hal yang kita kerjakan tampak indah dan bermakna. Berpikir positif untuk segala sesuatu adalah ciri-ciri jiwa yang sehat.
Sumber : SL.Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar