Pada
awal 3500 tahun yang lalu, keberadaan payung telah ditemukan di
Tiongkok. Mengenai ditemukannya payung, ada banyak legenda-legenda
rakyat yang menceritakannya, satu diantaranya paling tersebar luas
adalah cerita “Luban Penemu Payung”. Luban adalah Bapak Pertukangan di
Tiongkok.
Menurut
catatan “Kepingan Giok”, payung ditemukan oleh isteri Luban, yang
sangat peduli dan perhatian kepada kerja keras suaminya. Seperti
diceritakan, Setiap hari Luban dibawakan makanan oleh isterinya yang
bernama Yun, dimana Yun sering kali terkena hujan deras ketika itu.
Jadi
Luban membuat paviliun di sepanjang jalan supaya istrinya tidak
kehujanan, namun merasa cara itu masih kurang praktis. Lalu kemudian,
berdasarkan inspirasi dari anak-anak yang menggunakan daun bunga teratai
sebagai perlindungan dari hujan, dia menciptakan payung pertama dibuat
dari sebuah rangka fleksibel yang ditutupi dengan kain atau kertas yang
dilapisi lilin untuk membuatnya tahan air.
Di
Tiongkok kuno, payung bukan dipakai sebagai pelindung dari panas dan
hujan, tetapi juga memiliki makna dalam masyarakat. Pada akhir Dinasti
Wei, payung digunakan dalam upacara-upacara dan tata cara pejabat tinggi
disebut “Payung Luo”.
Menurut
Tso Chun, Payung Luo adalah simbol dari kedudukan dan status bagi para
pejabat. Sebagai contoh, para pejabat dari Dinasti Han pada kedudukan
tidak begitu tinggi menggunakan payung berwarna Hijau dan Kaisar Dinasti
Song menggunakan payung berwarna kuning dan merah.
Karena,
payung yang digunakan dalam perjalanan inspeksi kaisar atau pejabat
senior di zaman dulu adalah menunjukkan perlindungan terhadap rakyat.
Payung melambangkan kekayaan dan kehormatan dan sering digunakan dalam
upacara – upacara pernikahan di Tiongkok. Payung juga sering digunakan
dalam opera, lagu dan tari, serta seni akrobatik.
Meningkatnya
pertukaran budaya dengan negara asing, menyebabkan payung secara
bertahap menyebar ke luar negeri. Sebagai contoh, Jepang telah
mengirimkan 19 utusannya ke Dinasti Tang untuk mempelajari kebudayaan
Tiongkok. Dengan demikian, teknik pembuatan payung sudah diperkenalkan
di Jepang.
Pada
pertengahan abad ke-18, pengusaha Inggris membawa payung ke negaranya
setelah datang dari Tiongkok, yang membangkitkan pengaruh besar di
Inggris Raya. Sampai pertengahan abad ke-19 payung telah menjadi suatu
keharusan bagi orang–orang Inggris.
Toko
payung pertama disana bernama “James Smith and Sons” yang buka pada
tahun 1830 dan sampai sekarang masih menjual payung, alamatnya di 53 New
Oxford Street, London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar