Adat pernikahan Tionghoa yang mempunyai upacara-upacara antara lain:
A. Upacara menjelang pernikahan :
Upacara ini terdiri atas 5 tahapan yaitu :
-Melamar : Yang memegang peranan penting pada acara ini adalah mak comblang. Mak comblang biasanya dari pihak pria.
-Penentuan : Bila keahlian mak comblang berhasil, maka diadakan penentuan bilamana antaran/mas kawin boleh dilaksanakan.
-Sangjit
/ Antar Contoh Baju : Pada hari yang sudah ditentukan, pihak
pria/keluarga pria dengan mak comblang dan kerabat dekat mengantar
seperangkat lengkap pakaian mempelai pria dan mas kawin. Mas kawin dapat
memperlihatkan gengsi, kaya atau miskinnya keluarga calon mempelai
pria. Semua harus dibungkus dengan kertas merah dan warna emas. Selain
itu juga dilengkapi dengan uang susu (ang pauw) dan 2 pasang lilin.
Biasanya “ang pauw” diambil setengah dan sepasang lilin dikembalikan.
-Tunangan : Pada saat pertunangan ini, kedua keluarga saling memperkenalkan diri dengan panggilan masing-masing.
-Penentuan
Hari Baik, Bulan Baik : Suku Tionghoa percaya bahwa dalam setiap
melaksanakan suatu upacara, harus dilihat hari dan bulannya. Apabila
jam, hari dan bulan pernikahan kurang tepat akan dapat mencelakakan
kelanggengan pernikahan mereka. Oleh karena itu harus dipilih jam, hari
dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda yaitu : jam sebelum
matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan bulan Tionghoa, dan
bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang purnama.
B. Upacara pernikahan :
3
– 7 hari menjelang hari pernikahan diadakan “memajang” keluarga
mempelai pria dan famili dekat, mereka berkunjung ke keluarga mempelai
wanita. Mereka membawa beberapa perangkat untuk menghias kamar
pengantin. Hamparan seprei harus dilakukan oleh keluarga pria yang masih
lengkap (hidup) dan bahagia. Di atas tempat tidur diletakkan mas kawin.
Ada upacara makan-makan. Calon mempelai pria dilarang menemui calon
mempelai wanita sampai hari H.
Malam
dimana esok akan diadakan upacara pernikahan, ada upacara “Liauw Tiaa”.
Upacara ini biasanya dilakukan hanya untuk mengundang teman-teman calon
kedua mempelai. Tetapi adakalanya diadakan pesta besar-besaran sampai
jauh malam. Pesta ini diadakan di rumah mempelai wanita. Pada malam ini,
calon mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman putrinya.
Malam ini juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria melihat-lihat
calonnya (mencari pacar).
C. Upacara Sembahyang Tuhan (”Cio Tao”)
Di
pagi hari pada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun,
adakalanya upacara Sembahyang Tuhan ini diadakan pada tengah malam
menjelang pernikahan. Upacara Cio Tao ini terdiri dari :
. Penghormatan kepada Tuhan
. Penghormatan kepada Alam
. Penghormatan kepada Leluhur
. Penghormatan kepada Orang tua
. Penghormatan kepada kedua mempelai.
Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7 macam buah, a.l. Srikaya, lambang kekayaan.
Di
bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang
melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis
tengah ?2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan,
sumpit, dll. yang semuanya itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang
umur dan setia.
Kedua
mempelai memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju
“Pao”. Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan
kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta
bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.
D. Ke Kelenteng
Sesudah upacara di rumah, dilanjutkan ke Klenteng. Di sini upacara penghormatan kepada Tuhan dan para leluhur.
E. Penghormatan Orang tua dan Keluarga
Kembali
ke rumah diadakan penghormatan kepada kedua orang tua, keluarga,
kerabat dekat. Setiap penghormatan harus dibalas dengan “ang pauw” baik
berupa uang maupun emas, permata. Penghormatan dapat lama, bersujud dan
bangun. Dapat juga sebentar, dengan disambut oleh yang dihormati.
F. Upacara Pesta Pernikahan
Selesai upacara penghormatan, pakaian kebesaran ditukar dengan pakaian “ala barat”. Pesta pernikahan di hotel atau tempat lain.
Usai
pesta, ada upacara pengenalan mempelai pria ( Kiangsay ). Mengundang
kiangsay untuk makan malam, karena saat itu mempelai pria masih belum
boleh menginap di rumah mempelai wanita.
G. Upacara sesudah pernikahan
Tiga hari sesudah menikah diadakan upacara yang terdiri dari :
1. Cia Kiangsay
Pada
upacara menjamu mempelai pria (”Cia Kiangsay”) intinya adalah
memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita.
Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Sedangkan “Cia Ce’em” di rumah mempelai pria, memperkenalkan seluruh keluarga besar mempelai wanita.
Tujuh
hari sesudah menikah diadakan upacara kunjungan ke rumah-rumah famili
yang ada orang tuanya. Mempelai wanita memakai pakaian adat Cina yang
lebih sederhana.
PERUBAHAN YANG BIASA TERJADI PADA ADAT UPACARA PERNIKAHAN
Ada
beberapa pengaruh dari adat lain atau setempat, seperti: mengusir setan
atau mahkluk jahat dengan memakai beras kunyit yang ditabur menjelang
mempelai pria memasuki rumah mempelai wanita. Demikian juga dengan
pemakaian sekapur sirih, dan lain-lain.
Pengaruh
agama, jelas terlihat perkembangannya. Sekalipun upacara Sembahyang
Tuhan / Cio Tao telah diadakan di rumah, tetapi untuk yang beragama
Kristen tetap ke Gereja dan upacara di Gereja. Perubahan makin tampak
jelas, upacara di Kelenteng diganti dengan di gereja.
Pengaruh
pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat dari kepraktisan upacara.
Dewasa ini orang-orang lebih mementingkan kepraktisan ketimbang upacara
yang berbelit-belit. Apalagi kehidupan di kota-kota besar yang telah
dipengaruhi oleh teknologi canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar