oleh : Ivanie St
untuk menjawab pertanyaan sahabat tentang letak cincin pada artikel disini
Di
Tiongkok "laki-laki berdiri di kiri dan wanita di kanan" seolah-olah
sudah menjadi
kebiasaan masyarakat Tiongkok, dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang. Kalau ke WC, lelaki masuk pintu kiri, dan wanita masuk pintu kanan. Kalau mengenakan cincin, laki-laki di tangan kiri, dan wanita di tangan kanan. Selain itu, apabila sepasang suami istri mengambil foto, atau menghadiri upacara tertentu, biasanya suami di sebelah kiri dan istri di sebelah kanan. Kalau terbalik, bisa ditertawai karena dianggap melanggar adat istiadat "laki-laki di kiri dan wanita di kanan".
kebiasaan masyarakat Tiongkok, dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang. Kalau ke WC, lelaki masuk pintu kiri, dan wanita masuk pintu kanan. Kalau mengenakan cincin, laki-laki di tangan kiri, dan wanita di tangan kanan. Selain itu, apabila sepasang suami istri mengambil foto, atau menghadiri upacara tertentu, biasanya suami di sebelah kiri dan istri di sebelah kanan. Kalau terbalik, bisa ditertawai karena dianggap melanggar adat istiadat "laki-laki di kiri dan wanita di kanan".
Bagaimana
terjadinya adat istiadat itu? Konon ketika leluhur bangsa Tionghoa
Pangu meninggal dunia, organ-organ badannya menjelma menjadi matahari,
bulan, bintang, gunung, sungai serta jiwa di bumi. Mata kiri Pangu
menjadi dewa mata hari, mata kanannya menjadi dewi bulan. Adat istiadat
"laki-laki di kiri, dan wanita di kanan" berasal dari cerita itu. Kedua
dewa yang masing-masing mewakili matahari dan bulan itu siapa? Dewa
matahari namanya Fuxi, dewi bulan namanya Nuwa, keduanya adalah dewa
dalam dongeng rakyat Tiongkok.
Selain
itu, adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita di kanan" berhubungan
erat dengan pandangan filsafat rakyat di zaman kuno. Para ahli filsafat
kuno Tiongkok berpendapat, di dunia terdapat dua energi. Satu disebut
Yang, dan yang satu lagi disebut Yin. Semua hal ikhwal di dunia alam ini
bisa diuraikan menjadi Yin dan Yang. Misalnya besar dan kecil, panjang
dan pendek, atas dan bawah, kiri dan kanan. Yang besar, panjang, atas
dan kiri adalah Yang, sedangkah hal-hal yang kecil, pendek, bawah dan
kanan adalah Yin.
Laki-laki
yang dianggap kuat digolongkan sebagai Yang. Ia berdiri di sebelah kiri
wanita yang dianggap lemah dan termasuk Yin di kanannya. Ini juga
merupakan salah satu asal usul adat istiadat "laki-laki di kiri, wanita
di kanan".
Dalam
masyarakat feodal Tiongkok, semua hal ikhwal terbagi ke dalam hormat
dan hina serta tinggi dan rendah, tak kecuali arah Timur, Barat, Selatan
dan Utara, serta depan, belakang, kiri dan kanan.
Pada
zaman kuno Tiongkok, kaisar adalah yang paling tinggi. Ia duduk
menghadap ke Selatan dan membelakangi Utara. Di sebelah kirinya adalah
Timur. Maka sementara kita menghormati arah Timur, posisi kiri juga ikut
menjadi anggun. Kamar merupakan bagian paling penting dalam perumahan
rakyat.
Di
Siheyuan, yaitu perumahan dengan pekarangan segi empat di tengahnya
yang merupakan perumahan tradisional di Beijing semuanya berlantai satu,
tidak ada bangunan bertingkat. Rumah paling penting dalam Siheyuan
adalah Zhengfang, atau rumah resmi, yaitu kamar-kamar mengarah selatan
,disebut pula Shangfang, atau rumah kehormatan. Karena roh peringatan
leluhur ditempatkan di tengah rumah Zhengfang, maka kamar Zhengfang
berstatus paling tinggi di seluruh rumah Siheyuan. Rumah Zhengfang
terdiri dari tiga kamar, di tengah-tengah adalah ruang untuk menghormat
leluhur, kamar kiri di sisi timur untuk kakek dan nenek , dan kamar
kanan di sisi barat untuk ibu dan ayah. Kamar di sisi kiri lebih besar
daripada kamar di sisi kanan. Itu juga adalah pengaruh dari adat
istiadat menghormati kiri.
Mengenakan
cincin juga mempunyai aturan sendiri. Publik pada umumnya menganggap,
kiri menandakan kewibawaan dan kekuatan, kanan menandakan kelemahan dan
perhatian. Maka pemakaian cincin juga dibedakan. Laki-laki memakai
cincin di tangan kiri, wanita di tangan kanan.
Disamping
itu, kalau cincin dikenakan di jari telunjuk oleh seorang , itu
pertanda bahwa ia sedang mencari jodoh. Kalau cincin itu dikenakan di
jari manisnya , pertanda bahwa pria itu sudah menikah. Sedangkan wanita
pada umumnya tidak mengenakan cincin pada jari telunjuknya. Baik
laki-laki maupun perempuan bila mengenakan cincin pada jari
kelingkingnya masing-masing di tangan kiri dan tangan kanannya , itu
adalah pernyataan tegas bahwa dirinya masih belum punya pasangan. Kalau
berhubungan dengan orang lain, sebaiknya memperhatikan di mana orang
tersebut memakai cincinnya, dan menghormati adat istiadat ini supaya
dapat bergaul dengan baik.
Menurut
adat istiadat Timur, kalau sepasang suami isteri harus menandatangani
sebuah dokumen, nama suaminya pasti harus di depan, dan disusul dengan
nama istrinya . Tapi lain di Barat yang menjunjung kebiasaan lady first.
Ada satu pepatah Tiongkok berbunyi, memasuki negara lain harus
mengikuti kebiasaan negara itu. Dengan mengikuti adat istiadat ini,
kalau Anda datang ke Tiongkok, Anda akan dapat dengan cepat membaur
dengan masyarakat Tiongkok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar