Ada
seorang kaya, pada masa kecilnya sangat miskin, orang tuanya adalah
petani miskin, dari kecil dia sudah terbiasa hidup dalam kelaparan dan
kemiskinan. Masa bahagia seorang anak kecil biasa tidak pernah dirasakan, memakai baju baru ,mendapat ang pau pada tahun baru dan kasih sayang orang tua biasanya dirasakan setiap anak-anak, tetapi semua hal tersebut tidak pernah dirasakan.
kemiskinan. Masa bahagia seorang anak kecil biasa tidak pernah dirasakan, memakai baju baru ,mendapat ang pau pada tahun baru dan kasih sayang orang tua biasanya dirasakan setiap anak-anak, tetapi semua hal tersebut tidak pernah dirasakan.
Hal
yang membuat dia sangat berterima kasih dan tidak akan dilupakan seumur
hidup ini adalah kesetiaan dan kebaikan teman-temannya. Teman-temannya
yang setia akan selalu membantu dan menyayangi dia. Jika teman-temannya
memakan permen dia tentu akan dikasih, dan jika ditangan temannya hanya
ada sepotong roti maka dia akan mendapat ½ potong roti tersebut. Dalam
keadaan miskin dan kelaparan, hal apa lagi yang lebih penting dari
kesetiaan teman-teman terhadapnya.?
Dalam
sekejab mata 30 tahun telah berlalu, waktu berlalu dengan cepat,
hal-hal di dunia ini banyak yang sudah berubah. Pada saat ini, orang
kaya tersebut juga sudah separuh baya, sudah sekian lama dia
meninggalkan kampung halaman dan dengan susah payah bertarung dalam
hidup ini sehingga akhirnya dia menjadi seorang pedagang yang kaya raya.
Pada suatu hari orang kaya ini merasa rindu kepada kampung halamannya,
sudah sekian lama tidak pulang kekampung halamannya, dia memutuskan akan
segera pulang melihat orang tua dan teman-teman lamanya.
Setelah
sampai di kampung halamannya, dia pergi ke rumah setiap orang,
berterima kasih kepada paman, bibi, kakak adik sekampung yang telah
membantu menjaga orang tuanya selama ini dan memberi kado kepada setiap
orang, pada malam hari di rumah orang tuanya dia mengadakan pesta makan
malam mengundang semua teman-teman lama yang dulu selalu membantu dia,
mereka semua juga sudah berumur se paruh baya.
Menurut
adat setempat, jika diundang ke pesta setiap orang harus membawa kado
untuk tuan rumah sebagai ucapan terima kasih karena telah diundang, maka
pada malam tersebut setiap orang yang datang membawa kado, ada juga
yang membawa kado yang mahal. Orang kaya ini menyuruh pembantunya
menerima kado dan berpesan kepada mereka setelah pesta selesai kado akan
dikembalikan ditambah lagi kado pemberian dari dia.
Ketika
mereka sedang makan dan minum dengan gembira, pintu terbuka, seorang
teman lama masuk, dia membawa sebotol arak dengan tergopoh-gopoh dia
berkata : “maaf, saya datang terlambat.”
Semua
teman-temannya tahu teman yang terakhir sampai ini sekarang sangat
miskin, keadaan teman ini sama dengan orang kaya tersebut 30 tahun yang
lalu.
Orang
kaya ini dengan cepat menyambut teman lamanya dengan gembira menerima
arak yang dibawanya dan menarik dia duduk di samping dia, dia merasa
sedikit kikuk diperlakukan demikian.
Si
orang kaya kemudian membuka arak yang dibawa teman yang miskin ini dan
berkata :” hari ini, kita rayakan dengan arak ini, bagaimana ?.” sambil
berkata demikian dia menuangkan arak tersebut kesetiap gelas yang ada di
meja, kemudian mereka bersulang.
“Bagaimana,
rasa arak ini ?” Si orang kaya ini bertanya, teman-temannya semua
saling pandang tidak menjawab pertanyaannya. Si miskin dengan muka merah
karena malu menundukkan kepalanya.
Si
orang kaya ini dengan melirik memandang ke semua teman-temannya,
keadaan sepi sekali, kemudian dengan perlahan-lahan dia berkata :
“selama ini saya pergi kebanyak tempat di seluruh dunia ini, meminum
berbagai jenis arak dari berbagai negara, tetapi tidak ada satu jenispun
yang lebih lezat dan lebih wangi yang bisa membuat saya terharu
daripada arak yang hari ini saya minum, sambil berkata demikian dia
berdiri dari tempat duduknya, menuang kembali ke setiap gelas yang ada
di meja dan berkata dengan terharu :”mari, kita bersulang sekali lagi.”
Setelah
habis bersulang, kedua mata si orang kaya berlinang dengan air mata,
teman-temannya semuanya juga meneteskan air mata terharu.
Sebenarnya yang mereka minum bukan arak, tetapi hanya adalah air biasa saja !
Temannya
tidak merasa minder karena miskin, karena ingin bertemu dengan teman
masa kecil dia hanya bisa membawa sebotol air, sedangkan si orang kaya
tidak lupa kepada teman lama, dia tidak merasa terhina karena simiskin
hanya membawa sebotol air biasa dengan terharu dia menyambut
kedatangannya. Di dalam “Air Arak “ ini tercermin persahabatan sejati di
antara mereka.
Ketika
orang-orang di sekitar kita, di dalam perjalanan hidup di dunia ini
mengalami kesulitan hidup, teman-teman, marilah kita ulurkan tangan kita
yang hangat dan ramah untuk membantu mereka, dorongan tersebut akan
membawa keberanian dan semangat hidup kepada mereka.
Teman sejati, bagaikan sinar matahari yang abadi di dunia ini!
Sumber : http://www.meandconfucius.com
Sumber : http://www.meandconfucius.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar