Khongcu Kauw Gi
INSPIRASI dan aspirasi Nabi Khongcu dalam
menyiarkan ajaran-ajarannya sangat memperhatikan kepada kesentosaan
dunia dan kerukunan hidup manusia, jika diperhatikan, ajaran-ajarannya
ada mengandung pengertian yang berpokok dasar dari: 1. Chengti :
Pemerintahan/Government. 2. Too Tek: Pribudi luhur/Moraliteit . 3. Siu
Sien: Membina diri/Beschaving. 4. Cee Ke: Ketentraman rumah
tangga/Huishouden. 5. Lee Gie: Adat istiadat/ Beleefdheid. 6. Lun Li:
Kemanusiaan/Ethiesch. 7. Kek But: Pengetahuan/Wetenschap. Ajaran Nabi
Khongcu membawa keselamatan bagi umat manusia di dunia.
Marilah kita renungkan bersama, kalau peraturan Pemerintah adil dan memperhatikan kehidupan rakyatnya, niscaya rakyat akan merasa aman tentram di segala bidang penghidupannya. Rasul Bengcu telah mengatakan, bahwa rakyat itu adalah pokok dari suatu negara, penghasilan adalah pokok dari penghidupannya, maka jika Chengti dan TooTek bisa berjalan dengan sempurna akan menjadi tangga dari manusia untuk menuju dan menempuh Jalan Suci dari Thian/Tuhan Yang Maha Kuasa. Nabi Khongcu jarang membincangkan perihal Kwie Sien dan Thiantoo, karena pengertian Kwie Sien itu banyak, diantaranya Rokh-Rokh, malaikat-malaikat dan alusnya patung-patung atau pepohonan-pepohonan dan lain sebagainya. Sedang Thiantoo adalah Jalan Suci Tuhan yang menguasai peredaran matahari, rembulan, bintang-bintang, empat musim, angin, hujan dan lain sebagainya.
Bilamana berputarnya alam tidak harmonis, dapat mengakibatkan bencana bagi segala tumbuhan dan jiwa manusia. Telah dibuktikan oleh Nabi, ketika Kwi Louw Bun Su Kwie Sien, Kwie Louw bertanya bagaimana cara mengabdi kepada para rokh. Nabi menjawab : “Bie Leng Su Jien, Yan Leng Su Kwie ?” Artinya: “Sebelum mengabdi kepada sesama manusia, betapa dapat mengabdi kepada para rokh?” Lalu Kwie Low Kam Bun Su/Kwie Louw memberanikan diri bertanya hal setelah mati. Dijawab oleh Guru : “Bie Tie Seng Yan Tie Su?” Artinya: “Sebelum mengenal hidup, betapa mengenal hal setelah mati?” (Kitab Lun-GI XI:12/191).
Jika diperhatikan jawaban Nabi itu, sekali-sekali bukan meremehkan maksud-maksud suci pertanyaan Kwie Louw, sebabnya pengetahuan murid itu dianggap belum cukup, dalam Kitab Lun-Gi VI:21/138 Nabi bersabda : “Tiong Jien Ci He, Put Kho Ie Gie Siang Ya” Artinya : “Seorang yang pengetahuannya masih dibawah tingkat pertengahan, tidak boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi”. Itulah sebabnya kalau pertanyaan Kwie Louw dijawab lebih mendalam, kuatir nanti disalah-gunakan, karena pengertiannya yang dianggap belum tinggi oleh gurunya, kuatir pengertian Kwie Sien digunakan sebagai keramat, dipuja dijadikan bijgeloofnya, lebih-lebih soal mati, mana boleh dijelaskan, oleh karena itu, Nabi memperingatkan kepada Kwie Louw supaya sempurnakan peri kehidupannya, di hari kemudian ia bakal ketahui sendiri apa yang dipertanyakan. Murid Cukhong pernah berkata “Hucu Ci Bun Ciang, Kho Tek Jie Bun Ya, Hucu Ci Gan, Sing Ie Thiantoo, Put Kho Tek Jie Bun Ya” artinya : “Ajaran Guru tentang Kitab-kitab masih dapat kudengar dengan mengerti, tetapi ajaran Guru tentang Watak Sejati dan Jalan Suci Thian belum dapat kudengar sampai mengerti”. (Kitab Lun-Gi V:13/124). Dengan jujur Cukhong mengaku di dalam menerima ajaran-ajaran ilmu sejati dari gurunya masih ketinggalan dari kawan-kawan seperguruannya, murid Nabi yang telah mencapai kesempurnaan ialah : 1. Gan Yan, 2. Cengcu, 3. Barulah ia sendiri. Di dalam Kitab Lun-Gi VI:22/138 murid Hwan Thi Bun Tie/bertanya tentang seorang yang bijaksana, Guru bersabda : “Bu Bin Ci Gie, Keng Kwi Sien Jie Wan Ci Kho Wie Tie Ie” artinya : “Ia mengabdi kepada rakyat berlandaskan kebenaran, ia menghormati rokh-rokh tetapi dari jauh (tidak mengikatkan diri). Demikianlah orang-yang bijaksana”. Dengan lain keterangan Nabi Khongcu hendak menerangkan bahwa seorang meskipun mempunyai pengetahuan luas, apabila tidak teguh Iman ada kemungkinan nyasar, seperti kepada Kwie Sien (Rokh-rokh, malaikat-malaikat), kita boleh hormati tetapi jangan sampai disalahgunakan dengan mengajukan segala permintaan/minta-minta, kepada Hwanthi, Nabi memperingatkan hormatilah rokh-rokh dari jauh saja, justru inilah kekuatiran Nabi Khongcu dalam memberi pelajaran kepada murid-muridnya sangat hati-hati, jangan sampai orang bersujud kepada rokh-rokh yang tidak seharusnya disetujui, perbuatan demikian adalah minta-minta. Nabi telah berusaha dalam Kitab Lun-Gi II:24/101 : “Hui Kie Kwie Cee Ci, Thiam Ya”, artinya : “Bersembahyang kepada rokh-rokh yang tidak seharusnya disembah, itulah menjilat”. Hal bersembahyang dan bersujud di dalam ajaran Nabi hanya ada 3 jalan Kepada Tuhan Yang Maka Kuasa, Kepada Nabi, Kepada leluhur kita.
(Disadur dari Bulletin Agama Khonghucu)
Sumber : Pontianak Post dan http://pkn-cmgs.blogspot.com/
Marilah kita renungkan bersama, kalau peraturan Pemerintah adil dan memperhatikan kehidupan rakyatnya, niscaya rakyat akan merasa aman tentram di segala bidang penghidupannya. Rasul Bengcu telah mengatakan, bahwa rakyat itu adalah pokok dari suatu negara, penghasilan adalah pokok dari penghidupannya, maka jika Chengti dan TooTek bisa berjalan dengan sempurna akan menjadi tangga dari manusia untuk menuju dan menempuh Jalan Suci dari Thian/Tuhan Yang Maha Kuasa. Nabi Khongcu jarang membincangkan perihal Kwie Sien dan Thiantoo, karena pengertian Kwie Sien itu banyak, diantaranya Rokh-Rokh, malaikat-malaikat dan alusnya patung-patung atau pepohonan-pepohonan dan lain sebagainya. Sedang Thiantoo adalah Jalan Suci Tuhan yang menguasai peredaran matahari, rembulan, bintang-bintang, empat musim, angin, hujan dan lain sebagainya.
Bilamana berputarnya alam tidak harmonis, dapat mengakibatkan bencana bagi segala tumbuhan dan jiwa manusia. Telah dibuktikan oleh Nabi, ketika Kwi Louw Bun Su Kwie Sien, Kwie Louw bertanya bagaimana cara mengabdi kepada para rokh. Nabi menjawab : “Bie Leng Su Jien, Yan Leng Su Kwie ?” Artinya: “Sebelum mengabdi kepada sesama manusia, betapa dapat mengabdi kepada para rokh?” Lalu Kwie Low Kam Bun Su/Kwie Louw memberanikan diri bertanya hal setelah mati. Dijawab oleh Guru : “Bie Tie Seng Yan Tie Su?” Artinya: “Sebelum mengenal hidup, betapa mengenal hal setelah mati?” (Kitab Lun-GI XI:12/191).
Jika diperhatikan jawaban Nabi itu, sekali-sekali bukan meremehkan maksud-maksud suci pertanyaan Kwie Louw, sebabnya pengetahuan murid itu dianggap belum cukup, dalam Kitab Lun-Gi VI:21/138 Nabi bersabda : “Tiong Jien Ci He, Put Kho Ie Gie Siang Ya” Artinya : “Seorang yang pengetahuannya masih dibawah tingkat pertengahan, tidak boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi”. Itulah sebabnya kalau pertanyaan Kwie Louw dijawab lebih mendalam, kuatir nanti disalah-gunakan, karena pengertiannya yang dianggap belum tinggi oleh gurunya, kuatir pengertian Kwie Sien digunakan sebagai keramat, dipuja dijadikan bijgeloofnya, lebih-lebih soal mati, mana boleh dijelaskan, oleh karena itu, Nabi memperingatkan kepada Kwie Louw supaya sempurnakan peri kehidupannya, di hari kemudian ia bakal ketahui sendiri apa yang dipertanyakan. Murid Cukhong pernah berkata “Hucu Ci Bun Ciang, Kho Tek Jie Bun Ya, Hucu Ci Gan, Sing Ie Thiantoo, Put Kho Tek Jie Bun Ya” artinya : “Ajaran Guru tentang Kitab-kitab masih dapat kudengar dengan mengerti, tetapi ajaran Guru tentang Watak Sejati dan Jalan Suci Thian belum dapat kudengar sampai mengerti”. (Kitab Lun-Gi V:13/124). Dengan jujur Cukhong mengaku di dalam menerima ajaran-ajaran ilmu sejati dari gurunya masih ketinggalan dari kawan-kawan seperguruannya, murid Nabi yang telah mencapai kesempurnaan ialah : 1. Gan Yan, 2. Cengcu, 3. Barulah ia sendiri. Di dalam Kitab Lun-Gi VI:22/138 murid Hwan Thi Bun Tie/bertanya tentang seorang yang bijaksana, Guru bersabda : “Bu Bin Ci Gie, Keng Kwi Sien Jie Wan Ci Kho Wie Tie Ie” artinya : “Ia mengabdi kepada rakyat berlandaskan kebenaran, ia menghormati rokh-rokh tetapi dari jauh (tidak mengikatkan diri). Demikianlah orang-yang bijaksana”. Dengan lain keterangan Nabi Khongcu hendak menerangkan bahwa seorang meskipun mempunyai pengetahuan luas, apabila tidak teguh Iman ada kemungkinan nyasar, seperti kepada Kwie Sien (Rokh-rokh, malaikat-malaikat), kita boleh hormati tetapi jangan sampai disalahgunakan dengan mengajukan segala permintaan/minta-minta, kepada Hwanthi, Nabi memperingatkan hormatilah rokh-rokh dari jauh saja, justru inilah kekuatiran Nabi Khongcu dalam memberi pelajaran kepada murid-muridnya sangat hati-hati, jangan sampai orang bersujud kepada rokh-rokh yang tidak seharusnya disetujui, perbuatan demikian adalah minta-minta. Nabi telah berusaha dalam Kitab Lun-Gi II:24/101 : “Hui Kie Kwie Cee Ci, Thiam Ya”, artinya : “Bersembahyang kepada rokh-rokh yang tidak seharusnya disembah, itulah menjilat”. Hal bersembahyang dan bersujud di dalam ajaran Nabi hanya ada 3 jalan Kepada Tuhan Yang Maka Kuasa, Kepada Nabi, Kepada leluhur kita.
(Disadur dari Bulletin Agama Khonghucu)
Sumber : Pontianak Post dan http://pkn-cmgs.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar