Setiap
sore seorang pelari selalu latihan berlari. Biasanya, dia berlari
mengelilingi sebuah lapangan yang luas tanpa berhenti sebanyak lima
keliling. Nah, karena lapangannya luas sekali, jadi
dia membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan lima keliling tadi. Suatu hari, ada seorang tua yang menantang pelari tadi. Orang tua tadi bertanya kepadanya, "anak muda, bisakah kamu menyelesaikan lima keliling tidak lebih dari 30 menit?" Si pelari tadi ragu karena selama ini dia selalu membutuhkan waktu satu jam. Dia mulai berpikir, mengira-ngira apakah dia sanggup atau tidak.
dia membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan lima keliling tadi. Suatu hari, ada seorang tua yang menantang pelari tadi. Orang tua tadi bertanya kepadanya, "anak muda, bisakah kamu menyelesaikan lima keliling tidak lebih dari 30 menit?" Si pelari tadi ragu karena selama ini dia selalu membutuhkan waktu satu jam. Dia mulai berpikir, mengira-ngira apakah dia sanggup atau tidak.
Sayang
ia melakukan hal yang sia-sia, padahal jelas bahwa pertanyaan orang tua
tadi tidak bisa dijawab dengan berpikir. Tetapi harus dengan tindakan!
Tidak bisa dikira-kira tetapi harus dicoba! Lama dia berpikir,
sampai-sampai berita tentang tantangan orang tua tadi sudah tersebar ke
seluruh desanya. Menjelang sore, anak-anak dan pemuda sudah ramai
berkumpul, ingin melihat langsung. Dikelilingi orang ramai, si pelari
malah menjadi bingung. Ia takut kalau ia menjawab 'bisa', dan ternyata
nantinya dia tidak bisa, tentu dia mendapat malu di depan banyak orang.
Ia bingung. Akhirnya, si perlari tadi menyerah, ia mengambil kesimpulan
bahwa ia memang tidak bisa melakukannya karena toh selama ini juga belum
pernah ada orang yang bisa berlari secepat itu.
Orang tua tadi menang, dan si pelari kalah tanpa berlari. Sayang, si pelari tadi melakukan dua kesalahan. Yang pertama,
ia menyerah begitu saja, tanpa pernah mencobanya. Ia menyerah begitu
saja, tanpa berkeringat sedikit pun. Karena ketidakyakinannya akan
dirinya sendiri, semudah itu dia menyerah. Ketika terbersit pikiran
bahwa dia tidak bisa, ketika itulah dia mulai kalah.
Kedua,
ia menyimpulkan tidak bisa hanya karena belum pernah ada orang lain
yang melakukannya. Ia lupa bahwa di dunia ini selalu ada orang pertama
yang melakukan suatu hal. Pasti ada orang yang pertama kali berhasil
mendaki gunung tertinggi di dunia. Pasti ada orang pertama yang bisa
menyelam 20 meter tanpa alat bantu. Pasti ada orang yang pertama kali
menginjak kaki di bulan. Pasti ada orang pertama untuk semua hal yang
ada. Dan hanya karena belum pernah ada orang yang melakukannya, ia
mengambil kesimpulan ia tidak bisa. Padahal, mungkin kesempatannya untuk
menjadi yang pelari pertama yang hanya membutuhkan 30 menit untuk lima
putaran sangat terbuka lebar.
Sayang, kesempatan itu hilang karena keyakinannya akan ketidakbisaannya.
Sumber : http://www.meandconfucius.com/
Sumber : http://www.meandconfucius.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar