Tiongkok
kuno menganggap qilin, phoenix, kura-kura dan naga adalah binatang yang
memiliki sifat dewa. Maka mereka disebut “empat dewa”, merupakan simbol
keberuntungan. Sebenarnya, kecuali kura-kura, ketiga macam binatang di
atas adalah binatang dalam legenda, adalah ciptaan dari imajinasi
manusia belaka.
Qilin(kirin)
bertubuh rusa, tubuhnya diselubungi oleh zirah, kepalanya tumbuh tanduk
panjang, di atas tanduknya ada gumpalan daging. Kakinya seperti kaki
kuda, ekornya seperti
ekor sapi. Qilin dianggap sebagai makhluk yang memiliki sifat moral baik. Raja-raja selalu menganggapnya sebagai lambang kedamaian dan kemakmuran. Di istana dan taman Yihe di Beijing, qilin selalu dapat dijumpai. Ia ada di ukiran tembaga, juga di ukiran batu. Di kalangan rakyat, qilin juga sangat penting. Waktu perayaan tahun baru, daerah Jiangnan sering kali membawa qilin dari kertas, beratraksi di depan pintu rumah-rumah, menyampaikan ucapan selamat. Selain itu, di Tiongkok masih ada legenda “qilin mengirim anak”. Rakyat menganggap qilin sebagai simbol anak yang menjanjikan; di lain pihak juga mengekspresikan harapan dan doa agar anak laki-laki segera lahir, dan keluarga berjaya.
ekor sapi. Qilin dianggap sebagai makhluk yang memiliki sifat moral baik. Raja-raja selalu menganggapnya sebagai lambang kedamaian dan kemakmuran. Di istana dan taman Yihe di Beijing, qilin selalu dapat dijumpai. Ia ada di ukiran tembaga, juga di ukiran batu. Di kalangan rakyat, qilin juga sangat penting. Waktu perayaan tahun baru, daerah Jiangnan sering kali membawa qilin dari kertas, beratraksi di depan pintu rumah-rumah, menyampaikan ucapan selamat. Selain itu, di Tiongkok masih ada legenda “qilin mengirim anak”. Rakyat menganggap qilin sebagai simbol anak yang menjanjikan; di lain pihak juga mengekspresikan harapan dan doa agar anak laki-laki segera lahir, dan keluarga berjaya.
Phoenix
memiliki jambul yang indah, tubuhnya berwarna-warni. Ia adalah gabungan
dari berbagai karakteristik burung. Phoenix di dalam legenda Tiongkok
dianggap sebagai “raja para burung”, melambangkan keberuntungan,
kedamaian serta kebersihan pemerintahan. Phoenix dan naga memiliki
kesamaan, dianggap oleh raja-raja sebagai simbol kekuasaan dan martabat.
Mahkota phoenix, kereta phoenix dan lain-lain adalah contoh benda yang
berhubungan dengan phoenix. Benda-benda itu hanya boleh dipergunakan
oleh keluarga kerajaan dan orang-orang suci. Namun belakangan, phoenix
juga menjadi binatang keberuntungan di kalangan rakyat. Terlebih di
dalam pernikahan tradisional Tiongkok, phoenix menjadi hiasan pada
pakaian dan kepala mempelai wanita, melambangkan keberuntungan dan
kebahagiaan. Di dalam desain tradisional, phoenix juga digunakan secara
luas, melambangkan kemakmuran dan kedamaian. Phoenix juga sering kali
digabungkan dengan binatang simbol keberuntungan lainnya, misalkan
“phoenix dan naga”, “phoenix dan qilin”, dan sebagainya.
Kura-kura
di dalam empat dewa ini adalah satu-satunya binatang yang benar-benar
ada. Ia juga adalah binatang yang berumur paling panjang. Masyarakat
tidak hanya menganggap kura-kura sebagai lambang kesehatan dan umur
panjang, kura-kura juga dianggap memiliki kemampuan meramal masa depan.
Di zaman kuno, sebelum menyelenggarakan sebuah acara, ahli-ahli nujum
harus membakar tempurung kura-kura, lalu berdasarkan pola di atas
tempurung itu melakukan peramalan. Sehingga rakyat menyebut kura-kura
sebagai “dewa kura-kura”. Dewa kura-kura pernah menerima penghormatan
yang sangat besar di dalam sejarah Tiongkok. Di dalam istana raja,
kediaman raja, semuanya memiliki ukiran kura-kura pada batu atau
tembaga, sebagai lambang kemakmuran dan kelanggengan negara.
Naga
dianggap sebagai binatang paling agung di Tiongkok, juga lambang
keberuntungan paling agung. Orang sangat akrab dengan citra naga, namun
tidak seorang pun pernah bertemu dengan naga. Naga dan phoenix, juga
qilin, adalah binatang hasil imajinasi manusia. Naga memiliki kepala
sapi, tanduk rusa, mata udang, cakar rajawali, badan ular, ekor singa,
di seluruh tubuhnya juga dipenuhi oleh sisik zirah, merupakan hasil
gabungan dari beberapa binatang. Di dalam bayangan manusia, naga dapat
berjalan di darat, dapat berenang di air, juga dapat terbang, memiliki
kesaktian yang sangat tinggi. Ribuan tahun, dinasti feudal selalu
menganggap naga sebagai lambang kekuasaan dan martabat. Masyarakat biasa
juga menganggapnya sebagai lambang moral yang baik serta kekuatan. Maka
di Tiongkok di mana-mana kita dapat menemukan gambar naga. Di istana,
kuil, perabotan istana, semuanya terukir naga; masyarakat di dalam
memperingati hari tertentu, juga menempelkan gambar naga, menari lampion
naga, berlomba perahu naga; memberi nama anak juga banyak menggunakan
huruf naga. Naga adalah binatang keberuntungan paling agung di antara
“empat dewa”, ia telah menjadi lambang dari orang Tionghoa. Orang
Tionghoa di seluruh dunia menganggap diri sebagai “keturunan naga”.
Sumber : http://www.meandconfucius.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar