Makna Hari Raya Dong Zhi
HARI
Tangcik/Dongzhi adalah hari saat matahari tepat di atas garis balik
23,5 derajat Lintang Selatan, yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember
atau 21 Desember pada saat tahun kabisat. Pada saat itu di belahan bumi
utara mempunyai siang hari paling pendek dan malam hari paling panjang.
Pada daerah-daerah utara khatulistiwa yang mempunyai iklim subtropis
dan dingin, tibalah saat musim dingin.
Sembahyang
Dongzhi disebut juga
sembahyang Zheng, atau sembahyang Syukur dan Yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa yang bermaknakan rasa syukur dan yakin atas rahmat-Nya. Sembahyang ini merupakan salah satu dari empat sembahyang besar kepada Tian (Yue, Ci, Zheng, Chang deperti tertulis dalam sanjak Tian Bao).
sembahyang Zheng, atau sembahyang Syukur dan Yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa yang bermaknakan rasa syukur dan yakin atas rahmat-Nya. Sembahyang ini merupakan salah satu dari empat sembahyang besar kepada Tian (Yue, Ci, Zheng, Chang deperti tertulis dalam sanjak Tian Bao).
Persembahyangan
Tangcik/ Dongzhi sudah dilakukan sebelum jaman dinasti He/ Xia (2205
-1766 SM), kemudian pada Jaman Dinasti Siang/ Shang (1766 - 1122 SM)
diselenggarakan sebagai Sembahyang Besar Lima Tahun sekali dan dipimpin
langsung oleh Kaisar (yang bestatus sebagai Thian Cu/ Tian Zi/ Putra
Tuhan) yang disebut sembahyang Tee/ Di.
Pada
jaman dinasti Ciu/ Zhou (1122 – 155 SM), saat Dongzhi ini ditentukan
sebagai permulaan tahun baharu karena pada hari itu adalah merupakan
titik tolak matahari bergerak dari selatan ke arah utara. Hari-hari
selanjutnya letak matahari mulai balik kearah utara, siang hari kian
panjang dan malam hari kian pendek, sekalipun saat ini udara makin
bertambah dingin sampai tiba musim semi, yaitu saat matahari melewati
garis khatulistiwa.
Pada
masa, rajamuda-rajamuda mengadakan upacara sembahyang besar yang
dinamai Kau/Jiau, yang dilakukan di hadapan sebuah altar yang dibangun
di alun-alun sebelah selatan untuk mengucapkan puji syukur kepada Tian,
Tuhan Yang Maha Esa. istilah Tee/ Di ini diperluas/digunakan sebagai
sebutan untuk semua acara Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada
keempat musim sepanjang tahun.
Biarpun
pada masa berdirinya dinasti Han (206 SM– 220 M), dimana sistim
penanggalan diubah menjadi Khongcu Lik atau He Lik/Xia Li atau Yin Li,
yang hari tahun baharunya ditentukan kira-kira satu– dua bulan setelah
Dongzhi, namun Raja-raja tetap melakukan sembahyang besar kepada Tian
disaat Dongzhi.
Rakyat
jelatapun melakukan sembahyang kepada Tian dan leluhurnya, dengan
sajian utama ialah ronde yang berbentuk bulat, dibuat dari tepung ketan
dan diberi warna merah dan putih yang melambangkan sifat Yin dan Yang,
dan diberi kuah jahe manis. Disajikan tiga mangkok ronde, tiap mangkok
diisi 12 ronde merah dan putih dan diberi sebuah ronde merah besar yang
melambangkan berkat yang diterima sepanjang tahun. Sembahyang Dongzhi
ini dilakukan pada saat dini hari jam 03.00 s/d 05.00 di rumah
masing-masing untuk sembahyang kepada leluhur dan di lithang. Sebagai
sajian khusus sembahyang Dongzhi ditambahkan 3 mangkok ronde selain
sajian seperti biasanya. Masing-masing isinya 12 ronde kecil warna merah
dan putih dan satu ronde besar warna merah.
Bok Tok (Mu Duo) |
Bagi
umat Khonghucu, hari Dongzhi mempunyai makna suci khusus, disebut hari
Bok Tok/Mu Duo atau hari Genta Rohani. Saat itu Nabi Kongzi berusia 56
Tahun, beliau memutuskan meninggalkan Negeri Lu. tanah tumpah darah yang
dicintainya, meninggalkan kedudukan yang mulia, meninggalkan segala
yang dimilikinya, karena rajamuda Lu sudah ingkar dari jalan suci. Dan
mulai mengembara dari satu negeri ke lain negeri selama kira-kira 13
tahun untuk menebarkan agama Khonghucu. Beliau meninggalkan negeri Lu,
untuk menjadi Mu Duo atau Genta Rohani yang memberikan Firman Tuhan bagi
hidup insani. Nabi Kongzi bukan pembawa Mu Duo Raja, tetapi Mu Duo
Tuhan yang Maha Esa bagi segenap manusia.
Dalam
pengembaraannya ketika Nabi melewati tapal batas negeri Yi, penjaga
tapal batas negeri Yi yang ternyata adalah seorang suci dan bijaksana
yang menyembunyikan diri, ingin bertemu dengan Nabi dan berkata; “Setiap
ada seorang Junzi yang lewat disini, aku tidak pernah tidak
menemuinya.” Oleh para murid ia disilakan menemui Nabi. Setelah keluar
ia berkata: “Saudara-saudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja
karena kehilangan kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari Jalan Suci,
kini Tian menjadikan Guru selaku Mu Duo.” Lun Yu III : 24.
Mengzi |
Pada
saat sembahyang Dongzhi ini umat Khonghucu memperingati tiga peristiwa
penting yaitu sembahyang Dongzhi itu sendiri, juga untuk memperingati
Hari Genta Rohani/Mu Duo yang mengingatkan saat Nabi Kongzi memulai
pengembaraanNya untuk menyebarkan Agama Khonghucu disamping itu juga
memperingati hari Wafat Rasul Bingcu/ Mengzi.
sumber : http://meandconfucius.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar